Secara umum, pengertian apatis adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang tidak termotivasi, tidak responsif, acuh, atau cuek terhadap aspek emosional, sosial, atau fisik kehidupan. Pandangan lain mengatakan bahwa arti apatis adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang atau individu tidak memperdulikan aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia, seperti aspek emosional, fisik, dan sosial.
Sikap apatisme merupakan bentuk reaksi umum terhadap stres yang dapat berfokus pada objek tertentu, misalnya seseorang, aktivitas, atau bisa juga lingkungan. Apatisme juga sering kali dikaitkan dengan bentuk depresi dan juga bisa menjadi cerminan ketidaktertarikan seseorang pada hal-hal yang dianggap tidak penting baginya.
Definisi Apatis Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami apa itu apatis maka dapat kita simak pendapat dari para ahli berikut ini:
Fritz Smith
Pengertian apatis adalah sikap ketidakpedulian seorang individu karena ia tidak mempunyai minat khusus dalam aspek tertentu, seperti fisik, emosional, dan kehidupan sosial.
Albertine Minderop
Arti apatis adalah bentuk sikap seseorang yang menarik diri dan sepertinya pasrah dengan keadaan.
Luis Rey
Dalam bidang psikologi, definisi apatisme adalah kondisi mental seseorang atau individu yang ditandai dengan ketidaktertarikan, ketidakpedulian atau ketidak pekaan terhadap kehidupan sosial, emosional atau fisik.
Littré dan Robin
Dalam ilmu kedokteran, yang dimaksud dengan apatis adalah kondisi psikologis seseorang yang memiliki moral tumpul, tidak peka terhadap kesenangan, rasa sakit, dan malas bergerak.
Ciri dan Karakteristik Orang Apatis
Orang yang mengalami keadaan psikologis apatis biasanya memiliki ciri yang sama. Berikut ini beberapa ciri umum orang yang apatis adalah:
- Kehilangan ketertarikan atau minat pada banyak hal dalam hidup mereka.
- Ia tidak memperdulikan aspek penting kehidupan manusia, seperti aspek emosional, sosial, atau fisik kehidupan.
- Kehilangan motivasi dan semangat untuk hal-hal yang sebelumnya dianggap menarik dan menyenangkan.
- Tidak peka atau acuh tak acuh terhadap orang lain dan lingkungan di sekitar mereka.
Penyebab Sikap Apatism
Apatisme pada diri seseorang dapat disebabkan oleh beberapa hal dari pengalaman hidupnya. Beberapa penyebab seseorang menjadi apatis adalah:
- Berhenti mempercayai orang lain
Ini terjadi karena seseorang merasa terlalu kecewa dan merasa dikhianati oleh seseorang yang mereka cintai atau percayai. - Ketidaknyamanan atau tekanan emosional
Ini dapat terjadi karena seseorang menerima perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain, misalnya terus menerus dibully atau dilecehkan. - Kekurangan fisik
Tidak jarang seseorang menjadi apatis karena kehilangan kepercayaan diri. Misalnya, kekurangan fisiknya menjadi dasar penghinaan terhadap orang lain di lingkungannya dan menyebabkan dia kehilangan rasa percaya diri. - Kurangnya kasih sayang
Orang yang tidak berpengaruh biasanya menimbulkan sikap apatis pada diri seseorang.
Dampak Buruk Dari Sikap Apatisme
Sikap ini dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mulai dari pribadi, sosial, politik, kenegaraan dan lainnya. Dalam banyak hal, sikap apatisme akan merugikan diri sendiri dan termasuk orang-orang di sekitar orang-orang yang apatis.
Secara umum, beberapa efek negatif dari sikap apatisme adalah seperti:
- Kurangnya kontrol sosial karena orang yang bersikap apatis tidak peduli atau tidak tertarik pada sesuatu.
- Orang-orang yang apatis dan orang-orang disekitarnya seringkali merasa sulit untuk berkembang lebih baik karena kurangnya kesadaran atau kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan di sekitar mereka.
- Meningkatkan potensi individualisme dalam masyarakat sehingga tidak saling memperdulikan sesama.
- Apatisme juga berpotensi menimbulkan masalah yang lebih besar, seperti perselisihan atau perpecahan dalam masyarakat.
Kesimpulan
Pada kenyataannya, setiap orang dapat memiliki sikap ini yang disebabkan oleh banyak hal. Fenomena masifnya perkembangan teknologi informasi dan juga kompleks permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat dengan sendirinya mengarahkan seseorang ke sikap ini. Jadi, dibutuhkan rekayasa sosial yang lebih holistik harus dilakukan oleh para sosiologis.