Membayar gaji merupakan tanggung jawab perusahaan atas kontribusi kerja seorang karyawan dalam jangka waktu tertentu. Nominal gaji atau upah yang diterima karyawan terdiri dari beberapa komponen yang salah satunya adalah gaji pokok.
Penghitungan gaji karyawan telah diatur secara ketat dan memiliki nilai upah minimum. Namun, bagi sebagian orang menganggap gaji pokoknya sama dengan UMR, padahal keduanya berbeda.
Nah, untuk menghindari kesalahan yang lebih serius, dan untuk lebih memahami perhitungan gaji didalam perusahaan, ada beberapa hal yang perlu kita pahami mengenai perbedaan gaji pokok dengan UMR. Berikut ini penjelasannya
Apakah UMR itu?
Dikenal sebagai Upah Minimum Regional atau UMR, nilai inilah yang harus dipenuhi perusahaan agar karyawan dapat hidup layak di daerah tempatnya tinggal. Pada tanggal 1 Januari 2019, upah minimum regional di DKI Jakarta adalah Rp 3.940.973, di Yogyakarta Rp. 1.570.922, Kalimantan Timur Rp 2.747.561, dan lainnya. Setiap daerah memiliki nilai yang berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh taraf hidup layak yang berbeda pula.
UMR merupakan standar minimum yang digunakan pengusaha dalam mengupah para pekerjanya. Adapun tujuan diberlakukannya UMR adalah untuk memastikan pekerja menerima upah sebagai penghasilan secara layak dan dapat memenuhi kehidupannya.
Jadi, bagaimana cara menghitung tingkat pendapatan yang layak? Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 78/2015 tentang Pengupahan, dalam Pasal 4 menetapkan bahwa pendapatan yang layak adalah jumlah pendapatan pekerja dari hasil pekerjaannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya.
UMR yang ditetapkan oleh kepala daerah terdiri dari Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten / Kota (UMK). Berdasarkan PP tersebut, UMK harus lebih tinggi dari UMP dan upah minimum ini hanya berlaku untuk karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun.
Apakah Gaji Pokok Itu?
Definisi gaji pokok adalah tunjangan dasar yang dibayarkan kepada karyawan tergantung pada tingkat atau jenis pekerjaannya. Besarnya gaji ditentukan berdasarkan kesepakatan dalam kontrak kerja atau peraturan perusahaan. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, pasal 94 mengatur bahwa besaran komponen gaji paling sedikit 75% dari total gaji pokok dan tunjangan tetap.
UMR yang ditetapkan pemerintah termasuk persentase kenaikannya tiap tahun. Sedangkan besaran gaji pokok dan kenaikannya tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Perbedaan UMR Dengan Gaji Pokok Yang Perlu Kita Pahami
Berdasarkan Pasal 41 dalam Peraturan perundang-undangan tersebut, UMR merupakan upah minimum yang dapat terdiri dari gaji tanpa bonus atau gaji pokok, termasuk gaji tetap. UMR diterapkan di satu daerah setelah mendapat persetujuan gubernur.
Komponen UMR hanya dapat terdiri dari gaji pokok tanpa bonus tetap atau gaji pokok yang termasuk bonus tetap. Dengan demikian, gaji pokok merupakan komponen UMR dengan kriteria sebagai berikut:
- Gaji pokok lebih rendah dari UMR, bila UMR Rp 2.956.000 maka pekerja/buruh menerima gaji Rp 2.300.000 dengan tunjangan tetap Rp 659.000.
- Gaji pokoknya sama dengan UMR, jika UMR Rp 3.210.000 maka pekerja/buruh akan mendapat gaji tanpa tunjangan sebesar Rp 3.210.000.
- Gaji pokok lebih tinggi dari UMR, jika upah minimum Rp 2.832.000 maka pekerja/buruh akan mendapat gaji Rp 3.845.000.
Kesimpulan
Perusahaan yang menggaji pegawai menurut UMR wajib mereview gaji pekerjanya setiap tahun sesuai kenaikan UMR yang ditetapkan pemerintah. Ketelitian yang tinggi diperlukan dalam menghitung besarnya gaji yang diterima karyawan karena hal tersebut menyiratkan kelangsungan hidup keluarganya.