Pengertian Manajemen Risiko (Risk Management)
Secara bahasa arti kata risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu tindakan (id.wikipedia). Ketidakpastian ini bisa berupa ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko. Jadi, manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima.
Dalam hal ini manajemen resiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis. Manajemen risiko (risk management) memiliki fungsi perencanaan, pengaturan, pemimpinan, dan pengontrolan aktivitas sebuah organisasi untuk meminimalisir resiko pendapatan perusahaan.
Definisi Manajemen Risiko Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah menjelaskan pengertian manajemen risiko, diantaranya adalah:
1. Djojosoedarso (2003: 4)
Djojosoedarso mendefinisikan manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko, terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat.
Hal ini mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin, mengkoordinir, mengawasi, dan mengevaluasi program penanggulangan risiko.
2. Dorfman
Dorfman mengartikan risk management sebagai suatu proses logis dalam usaha untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
3. Smith (1990)
Smith mendefinisikan risk management sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang bisa mengakibatkan kerugian perusahaan tersebut.
4. Tampubolon
Pengertian manajemen risiko menurut Tampubolon, adalah proses yang terarah dan bersifat proaktif yang bertujuan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen.
5. Bramantyo
Bramantyo mendefinisikan manajemen resiko sebagai proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, serta mengembangkan alternatif penanganan resiko.
6. Djohanputro (2008: 43)
Djohanputro berpendapat bahwa manajemen resiko adalah proses identifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko, memonitor dan pengendalian penanganan resiko, yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
7. Irham Fahmi (2010: 2)
Irham Fahmi menjelaskan bahwa manajemen resiko adalah bidang ilmu yang secara spesifik membahas mengenai bagaimana organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan semua permasalahan dengan menggunakan pendekatan manajemen secara sistematis dan komprehensif.
8. William (1995: 27)
William mendefinisikan risk management sebagai suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
9. Peraturan Menteri Keuangan
Pengertian Manajemen Risiko menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.010/2009 tentang MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA, Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari kegiatan usaha.
10. Australia/New Zealand Standards (1999)
Risk management adalah suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari risk management ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi risiko tersebut.
11. COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission)
COSO mendefinisikan risk management adalah sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, diterapkan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko, untuk memberikan keyakinan memadai, tentang pencapaian tujuan entitas.
12. Clough and Sears (1994)
Menurut Clough and Sears, risk management adalah suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian.
13. Siahaan (2007)
Menurut Siahaan, manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek.
Baca Juga:
- Manajemen Strategi: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Karakteristik, Proses dan Manfaat
- Hambatan Komunikasi Dalam Manajemen
- Macam-Macam Manajemen dan Penjelasannya
Fungsi Manajemen Risiko
Fungsi risk management dan penjelasannya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Visi, misi, prosedur dan kebijakan tersebut ditulis untuk memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen risiko.
2. Pelaksanaan (Actuating)
Proses identifikasi dan pengukuran risiko (risk measurable) diteruskan dengan manajemen pengelolaan risiko yang merupakan aktivitas operasional utama dari manajemen risiko.
3. Pengendalian (Controling)
Pengendalian dalam manajemen resiko meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen resiko, output pelaporan yang dihasilkan dari risk management dan umpan balik (feed back).
Tujuan Manajemen Risiko
Jika dilihat dari pengertian para ahli diatas ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau organisasi, diantaranya adalah:
- Melindungi Perusahaan (Protecting)
Memberikan perlindungan organisasi dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. - Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan risk management sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan. - Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam pembuatan kerangka kerja yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan. - Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama. - Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman tentang resiko dan pentingnya risk management. - Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko (risk map). Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses secara berkesinambungan (continue).
Baca Juga:
- Manajemen Produksi: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Tugas, Aspek dan Ruang Lingkup
- Manfaat Mempelajari Ilmu Komunikasi
Jenis-Jenis Manajemen Risiko
Manajemen resiko berkembang menjadi beberapa jenis resiko yaitu operasional, hazard, finansial, strategik.
1. Manajemen Risiko Operasional
Risiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya disebabkan karena human error, kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana alam dsb. Ada 4 faktor penyebab risiko di dalam manajemen risiko operasional, diantaranya manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen resiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen Risiko Keuangan
Risk management of financial yaitu upaya pengawasan risiko dan perlindungan hak milik, harta, aset dan keuntungan suatu bisnis. Proses pengelolaan risiko keuangan meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan perusahaan.
Manajemen ini sangat penting karena ini merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Jadi, departemen keuangan atau akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
- Risiko Likuiditas
- Diskontinuitas Pasar
- Risiko keuangan seperti Akuntansi, Pajak, Kredit, Regulasi
3. Manajemen Hazard
Hazard adalah kondisi dimana berpotensi mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Membahas hazard berarti membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang berpotensi menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang perlu kamu diketahui, yaitu legal hazard, moral hazard dan physical hazard .
Risiko keuangan juga berhubungan dengan perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.
4. Manajemen Risiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang muncul biasanya adalah kondisi atau keadaan yang tak terduga sehingga mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan manajemen strategi yang direncanakan.
Dalam hal ini beberapa faktor seperti risiko operasi, risiko kompetitif, risiko asset impairment atau bahkan resiko franchise (jika ada).
Untuk mengetahui resiko yang berpotensi terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item penting, kamu bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
- Daftar risiko
- Penilaian risiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
- Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
- Rencana tindakan bila risiko terburuk benar-benar muncul
Baca Juga:
Proses, Komponen dan Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Adapun elemen utama dari proses dan tahapan risk management, yaitu:
1. Penetapan tujuan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup risk management yang akan dilakukan.
2. Identifikasi risiko
Setelah menetapkan tujuan, langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
3. Analisis risiko
Menganalisis risiko dengan cara menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang mungkin terjadi. Kemudian menentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas x konsekuensi).
4. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Selanjutnya, tingkatan risiko yang ada pada beberapa hazards ditentukan tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang bisa diterima dan mungkin hanya membutuhkan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko, selanjutnya mengambil respon terhadap risikoter tersebut. Respon tersebut tergantung risiko apa yang dihadapi.
Tanggapan atau respon bisa berbentuk:
- Menerima Risiko (Acceptance)
- Menghindari Risiko (Avoidance)
- Mengurangi Risiko (Reduction)
- Memindahkan Risiko (Transfer)
6. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko dan lain sebagainya.
7. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko untuk mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan.
9. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi ini dilakukan dengan pengambil keputusan internal dan eksternal yang tepat, bertujuan untuk menindaklanjuti hasil risk management yang dilakukan.
Dengan memahami pengertian, fungsi, tujuan, jenis, proses dan ruang lingkup manajemen risiko dapat menambah wawasan dan pengetahuan kamu ketika harus menghadapi perubahan yang akan berdampak pada perusahaan. Semoga artikel ini bermanfaat.