Secara umum, jumlah sisa hak atau kepentingan pemilik entitas dalam aset entitas setelah menghapus semua kewajiban dari neraca disebut sebagai jumlah ekuitas.
Definisi ekuitas alternatif dapat digambarkan sebagai modal atau kekayaan perusahaan, yang didefinisikan sebagai perbedaan antara total aset dan total kewajiban, atau perbedaan antara total aset dan total kewajiban.
Ekuitas didefinisikan sebagai kekayaan bersih yang timbul dari investasi pemilik dan hasil operasi bisnis perusahaan secara konsep.
Menurut PSAK (2002) pasal 49, definisi ekuitas adalah hak atas sisa kekayaan suatu usaha setelah seluruh kewajiban dilunasi atau dikurangi. Dengan kata lain, ekuitas adalah perkiraan persentase hak atau kepentingan pemilik usaha dalam kekayaan perusahaan yang tercermin dalam kekayaan perusahaan.
Berbagai Jenis Ekuitas
Ada lima jenis ekuitas dalam organisasi bisnis yang berbentuk korporasi. Sesuai dengan konsep ekuitas, berikut adalah macam-macam ekuitas:
1. Akun penambahan ekuitas
Akun Peningkatan Akun dapat dibagi menjadi dua kategori:
- akun yang menghasilkan laba ditahan, dan
- akun yang menghasilkan modal disetor
Kedua akun ini, yang akan dijelaskan lebih rinci dalam deklarasi perubahan ekuitas, merupakan komponen penting dari pertumbuhan ekuitas.
Baca Juga: 6 Cara Mengukur Ekuitas Merek Produk Anda Dengan Mudah dan Efektif
2. Modal disetor
Jumlah uang yang disiapkan oleh pemegang saham disebut sebagai modal. Modal disetor dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut:
- Jumlah saham yang beredar disebut sebagai modal saham. Istilah ini mengacu pada perbedaan antara simpanan pemegang saham dan jumlah nosional saham.
- Agio adalah perbedaan antara nominal dan aktual, sedangkan Disagio adalah perbedaan antara nominal dan aktual.
3. Pendapatan (jumlah uang yang dihasilkan)
Selama periode pencatatan, (pendapatan) adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu entitas yang menambah nilai tambah pada aset perusahaan. Dalam hal ini, pendapatan didefinisikan sebagai laba ditahan yang digunakan untuk mengembangkan bisnis agar entitas dapat meningkatkan asetnya.
4. Akun pengurang ekuitas
Ini adalah kebalikan dari akun untuk meningkatkan ekuitas. Dimungkinkan untuk mengurangi pengurangan ekuitas dari dua jenis akun: pengambilan dan pengeluaran pribadi.
Akun-akun pengurang ini akan dilaporkan sebagai pengurang ekuitas pada bagian utang dalam laporan keuangan, dengan jumlah nominal yang ditunjukkan pada bagian kredit.
5. Pengambilan pribadi
Ini adalah penarikan modal dari rekening oleh pemegang rekening. Jika usaha tersebut telah berbentuk perseroan terbatas, penarikan pribadi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dewan komisaris perseroan.
6. Pengeluaran atau beban
Pengeluaran atau beban adalah setiap dan semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam menghasilkan produk atau jasa.
Beban dan pendapatan tidak dilaporkan secara langsung dalam laporan ekuitas, melainkan dalam bentuk laporan laba rugi.
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Dalam Business Plans Pada Startup
Dalam Akuntansi, Contoh-Contoh Ekuitas
Dalam kasus Perseroan Terbatas, misalnya, kita dapat mengamati bahwa beberapa saham telah diinvestasikan dalam perusahaan (PT). Berikut ini adalah beberapa contoh ekuitas:
- Modal Perseroan Terbatas terdiri dari saham.
- Saham preferen, saham biasa, dan Rekening Modal Disetor Tambahan adalah jenis saham yang dapat diterbitkan.
- Modal yang disumbangkan dapat dicatat sebagai bagian dari kategori modal disetor ekstra pada pengembalian pajak Anda.
- Dalam penjualan saham, baik saham biasa atau preferen, diterima premium (agio) atau diskon (disagio).
- Perbedaan antara revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh perusahaan yang mengikuti aturan pemerintah dan yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak.
- laba ditahan (retained earning/sisa laba tahun sebelumnya) atau defisit/akumulasi rugi (defisit/akumulasi rugi tahun sebelumnya) (sisa rugi tahun sebelumnya).
Kesimpulan
Ekuitas merupakan instrumen penting dalam pencatatan laporan ekuangan dalam akuntansi. Seorang akuntan harus memahami variabel-varibel tersebut dengan baik, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah akuntansi.