Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu negara mengenai masalah moneter adalah laju inflasi. BI selaku bank sentral Indonesia salah satu fungsinya adalah mengendalikan laju inflasi. Lalu, apa yang dimaksud dengan inflasi (inflation)? Apa pengertian inflasi? Dan, apa saja penyebab, dampak, dan jenis-jenis inflasi? Mari kita bahas secara tuntas.
Pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan dan situasi di suatu negara dimana terjadi kenaikan harga-harga barang secara umum dan terus menerus yang disebabkan karena beberapa faktor antara lain, berlebihan likuiditas di pasar yang memicu spekulasi dan tidak seimbangnya arus uang dan barang. Pada umumnya penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang yang beredar lebih banyak dari yang dibutuhkan. Jadi, kenaikan harga yang bersifat sementara tidak termasuk inflasi, contohnya melonjaknya harga-harga barang menjelang hari raya. Inflasi merupakan gejala ekonomi yang sulit dihilangkan. Biasanya cara yang dilakukan hanya sebatas pengendalian saja.
Pengertian Inflasi Menurut Pendapat Para Ahli
Para ahli di bidang ekonomi telah menjabarkan penjelasan mengenai pengertian inflasi, diantaranya yaitu:
1. Dwi Eko Waluyo
Pengertian inflasi adalah bentuk fenomena ekonomi yang sering timbul dan dialami oleh seluruh negara, kecenderungan dari kenaikan harga barang secara umum dan terjadi secara terus-menerus.
2. Sadono Sukirno
Pengertian inflasi adalah sebuah proses terjadinya kenaikan harga-harga barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian.
3. Winardi
Definisi inflasi adalah suatu periode dimana terjadi penurunan daya beli terhadap kesatuan moneter. Inflasi dapat terjadi, ketika nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang ataupun jasa yang ditawarkan.
4. Boediono
Inflasi adalah suatu kecenderungan naiknya harga-harga secara umum dan yang terjadi secara terus-menerus.
5. Bank Indonesia (BI)
Pengertian inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
Baca Juga: Pengertian Koperasi, Jenis-Jenis Koperasi, Prinsip Dasar Koperasi, Fungsi dan Tujuan
Teori Inflasi
Ada 3 (tiga) teori inflasi yang digunakan oleh para ahli untuk mengidentifikasi mengapa inflasi dapat terjadi, yaitu:
- Teori Kuantitas, yaitu teori berdasarkan semakin banyak uang yang beredar maka akan menyebabkan harga-harga akan naik.
- Teori Keynesian, yaitu teori yang menyatakan bahwa inflasi bisa terjadi ketika sekelompok masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya dengan membeli barang dan jasa berlebihan. Hal ini berbanding lurus dengan hukum ekonomi, yaitu semakin tinggi permintaan namun penawaran tetap, maka harga-harga akan naik.
- Teori Struktural, yaitu teori yang memaparkan bahwa inflasi terjadi ketika produsen tidak mampu mengantisipasi kenaikan permintaan akibat pertambahan penduduk.
Faktor-Faktor Penyebab Inflasi
Mengacu pada pengertian inflasi menurut para ahli di atas, maka secara umum penyebab inflasi adalah karena ada kenaikan permintaan dan biaya produksi. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya inflasi:
1. Tingginya Peredaran Uang
Inflasi dapat terjadi karena disebabkan uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat lebih banyak dibanding dengan yang dibutuhkan. Secara teori, ketika jumlah barang tetap namun uang yang beredar meningkat 2 (dua) kali lipat, maka hal tersebut bisa memicu terjadi kenaikan harga-harga hingga 50% – 100%.
Fenomena ini umumnya terjadi pada pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, yang ketika negara kekurangan anggaran maka diatasi dengan mencetak uang baru. Namun cara tersebut akan mengakibatkan jumlah uang yang beredar bertambah dan akan berpotensi mengakibatkan inflasi.
2. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena adanya peningkatan permintaan suatu jenis barang dan jasa tertentu. Peningkatan permintaan tersebut terjadi secara agregat (agregat demand).
Fenomena ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Meningkatnya anggaran belanja pemerintah
- Meningkatnya permintaan barang untuk sektor swasta
- Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
3. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Selain disebabkan oleh meningkatnya permintaan, inflasi dapat terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga bahan-bahan baku, seperti:
- Upah buruh naik
- Harga bahan bakar naik
Baca Juga: Pengertian BUMS, Fungsi, Tujuan, Dan Contoh-Contohnya
Dampak Inflasi Secara Perekonomian
photo by pexels.com
Berdasarkan faktor-faktor penyebab inflasi di atas, inflasi juga akan memberikan dampak perekonomian suatu negara, diantaranya yaitu:
1. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Nilai ekspor akan berkurang ketika suatu negara mengalami inflasi, hal tersebut akan mengakibatkan biaya ekspor akan lebih mahal. Lalu, daya saing barang ekspor juga akan penurunan, yang akhirnya mempengaruhi pendapatan devisa pun berkurang.
2. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Pada saat kondisi inflasi memburuk minat menabung sebagian besar orang akan menurun. Alasannya adalah karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil, sedangkan nasabah bank harus membayar biaya administrasi tabungannya.
3. Dampak Inflasi Terhadap Penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Inflasi akan mempengaruhi kalkulasi penetapan harga pokok penjualan (HPP) menjadi relatif sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Umumnya, inflasi yang terjadi di masa depan sulit diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian menyebabkan proses penetapan harga pokok penjualan (HPP) tidak akurat. Inflasi juga akan membuat produsen mengalami kesulitan serta mengakibatkan kekacauan perekonomian.
4. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan Masyarakat
Inflasi akan memberikan dampak terhadap pendapatan masyarakat, baik dampak positif atau dampak buruk. Pada kondisi tertentu, inflasi justru akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan produksinya sehingga meningkatkan perekonomian. Namun disisi lain, inflasi akan berdampak negatif bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang dan jasa melonjak naik.
Baca Juga: Analisis SWOT : Pengertian, Fungsi, Manfaat, Dan Contonya
Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu berdasarkan sumbernya, tingkat keparahan, dan penyebabnya.
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Inflasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) berdasarkan sumbernya, yaitu:
- Domestic inflation
Inflasi yang bersumber dari kondisi perekonomian dalam negeri. Penyebab Inflasi ini terjadi karena jumlah uang yang beredar lebih banyak dari yang dibutuhkan. Domestic Inflation juga dapat terjadi apabila jumlah barang dan jasa tertentu berkurang, namun permintaan tetap sehingga mempengaruhi harga-harga menjadi naik. - Imported inflation
Inflasi yang bersumber dari luar negeri. Penyebab Inflasi ini adalah ketika suatu negara melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga-harga di luar negeri. Sebagai contoh, Indonesia melakukan impor barang dari China, ternyata harga barang-barang tersebut naik, maka kenaikan harga tersebut akan mengakibatkan terjadinya inflasi di Indonesia.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Inflasi dibagi menjadi 4 (empat) berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
- Inflasi Ringan
Jenis inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum berdampak buruk bagi perekonomian suatu negara. Efeknya terjadi kenaikan harga barang secara umum, yaitu kurang dari 10% per tahun dan masih dapat dikendalikan. - Inflasi Sedang
Jenis inflasi yang akan mengakibatkan menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap, tapi belum begitu membahayakan kondisi perekonomian suatu negara. Umumnya, rasion Inflasinya berada di 10% – 30% per tahun. - Inflasi Berat
Jenis inflasi yang menyebabkan kekacauan moneter di suatu negara. Umumnya, pada kondisi ini masyarakat lebih memilih tidak mau menabung. Rasio inflasi berat berada di kisaran 30% – 100% per tahun. - Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Jenis inflasi yang telah meluluhlantakkan kondisi perekonomian suatu negara serta sangat sulit untuk dikendalikan, meskipun diberlakukan kebijakan moneter dan fiskal. Rasio Inflasi berada di kisaran 100% ke atas per tahun.
Baca Juga: Pengertian CV (Persekutuan Komanditer), Jenis-Jenis dan Karakteristiknya
3. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Inflasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan penyebabnya, yaitu:
- Demand Pull Inflation
Inflasi yang terjadi karena permintaan barang dan jasa lebih tinggi dari penawaran yang bisa dipenuhi produsen. - Cost Push Inflation
Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi sehingga harga jual barang naik. - Bottle Neck Inflation
Inflasi campuran yang disebabkan oleh kombinasi dari kedua faktor diatas.
Kesimpulan
Dengan mempelajari prinsip-prinsip dan teori inflasi, diharapkan kita dapat mengetahui faktor-faktor penyebab inflasi. Serta, diharapkan pemerintahan memiliki sistem perekonomian yang baik agar semua rakyat Indonesia dapat merasakan kesejahteraan bersama.